MENU

TA'RIIFU NAFSII

My photo
Call me "James". I was taught and trained since childhood by my parents to be a strong and broad-minded and the adventurous life since childhood I go abroad and learn all the essence of life on earth 'now, I'm still studying in Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga INDONESIA.He he,,!

Sunday, December 23, 2012

MAKALAH LABORATORIUM AGAMA


LABORATORIUM AGAMA
MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MANDIRI
MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA PAI
Dosen Pengampu : Dr.Sukiman M.Ag










Disusun Oleh :
Kartika Hartanti                     (10411007)
Hanifan Fahmi Hidayat         (10411021)
Jamaludin                               (10411035)

4-PAI-A
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012 

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja serta puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita segala kenikmatan terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penyusunan makalah  mata kuliah Pengembangan Media PAI dengan judul “Laboratorium Agama”dapat diselesaikan oleh penulis sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dan ditugaskan oleh dosen pembimbing.
Makalah ini merupakan tugas perkuliahan Pengembangan Media PAI pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Sebagai tugas tugas kelompok dalam pemecahan masalah mengenai Laboratorium Agama.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini oleh sebab itu penulis membutuhkan sumbangan yang bersifat korektif untuk penyempurnaannya,dan akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfa’at dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran yang sedang kita laksanakan bersama pada saat ini dan bermanfa’at pula bagi semua orang.



       
     Yogyakarta,6 April 2011
              
                                      

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN             
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Laboratorium Agama ?
2.      Bagaimanakah fungsi dan peranan Laboratorium Agama ?
3.      Bagaimanakah Pengelolaan Laboratorium ?
4.      Bagaimana kekurangan dan kelebihan Laboratorium agama ?
           5.      Bagaimana Penerapan Laboratorium Agama dalam Pendidikan ? 






 BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Laboratorium Agama
Menurut KBBI Laboratorium adalah tempat atau kamar dan sebagainya  tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan seb)
Menurut Oxford English Dictionary Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Sedangkan Menurut PERMENPAN No. 3 Tahun 2010 Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.[1]
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium Agama (disingkat lab. Agama) adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu dalam hal kaitannya dengan persoalan Agama.
Untuk tingkat Perguruan Tinggi terutama di Jurusan Tarbiyah laboratorium ini sangat berfungsi untuk menunjang kegiatan-kegiatan dalam pengajaran. Terdiri dari peralatan Micro Teaching dan kelas untuk praktek mengajar. Selain itu juga menjadi media untuk melakukan eksperimen teori serta program-program yang ditemukan oleh para dosen. Laboratorium ini dikelola oleh seorang dosen dan asistennya.

B.     Konsep Pengelolaan Laboratorium Agama/ Masjid
Ada 3 bidang pembinaan yang harus dilaksanakan :
1.      Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
Dengan luasnya fungsi masjid, pengelolaan masjid harus dilakukan dengan manajemen modern dan professional, jika masjid hanya dikelola secara tradisional maka masjid tidak akan mengalami kemajuan dan akan tertinggal. Untuk itu perlu adanya manajemen masjid atau Idarah dengan meningkatkan kualitas dalam pengorganisasian kepengurusan masjid dan pengadministrasian yang rapi, transparan, mendorong partisipasi  sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang di dalam kepengurusan.
2.      Pembinaan bidang Imarah (Memakmurkan masjid)
Memakmurkan masjid menjadi kewajiban setiap muslim yang mengharapkan untuk memperoleh bimbingan dan petunjuk Allah SWT.
3.      Pembinaan bidang Riayah (Pemeliharaan Masjid)
Dengan adanya pembinaan bidang riayah, masjid akan tampak bersih, indah dan mulia sehingga dapat memberikan daya tarik rasa nyaman dan menyenangkan bagi siapa saja yang memandang, memasuki dan beribadah didalamnya.
Dalam management kepengurusan, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1.      Memilih dan menyusun Pengurus
2.      Penjabaran Program Kerja
3.      Rapat dan notulen
4.      Kepanitiaan
5.      Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) tahunan
6.      Laporan Pertanggungjawaban Pengurus
7.      Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
8.      Pedoman-pedoman organisasi dan implementasinya
9.      Yayasan Masjid
C.    Fungsi dan Peranan Laboratorium Agama
Fungsi laorbarotrium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah dalam proses belajar mengajar.
Secara umum fungsi semua laboratorium  adalah antara lain :
1.      Sebagai tempat dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
2.      Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas
Dengan adanya kegiatan pembalajaran di laboratorium, siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
3.      Sebagai tempat display / pameran
Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk penelitian atau percobaan yang lebih baik.
4.      Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka
Dengan adanya koleksi sejumlah species memudahkan siswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit untuk menemukannya.
5.      Sebagai museum kecil
Hasil-hasil  penelitian dan sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
Adapun tujuan dengan adanya Laboratorium Agama bagi siswa maupun mahasiswa yaitu:
1.      Digunakan untuk tempat ibadah
2.      Untuk memberikan lebih pemahaman dalam keagamaan
3.      Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian
4.      Untuk kegiatan Rohis
5.      Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada mahasiswa
6.      Membuat media pembelajaran agama
7.      Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan mengembangkannya
8.      Pengajian halaqoh dll.

Untuk kegiatan di laboratorium agama dalam tingkat SD, SMP dan SMA masih sebatas dengan sholat berjamaah, pendalaman ilmu tentang agama, pengajian dan juga untuk kegiatan anak-anak. Sedangkan untuk jenjang Perguruan Tinggi kegiatannya adalah:
1.      Mengatur kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.
2.      Mengatur dan melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.
3.      Mengadakan pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.
4.      Mengadakan eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan agama.
5.      Membuat modul dan media pengajaran agama Islam.
Dalam pembelajran Agama Islam Laboratorium agama sangat penting peranannya standar kompetensi untuk peserta didik dalam Laboratorium Agama ialah para peserta didik
C.    Pengelolaan Laboratorium Agama
D.    Masjid sebagai Media Pendidikan
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam proses belajar dan mengajar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya media pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa belajar.Sebagai alternatif  fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi, yaitu fungsi religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain :
a)      Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis Ta’lim)
Dewasa ini, masyarakat melihat bahwa keberadaan majelis ta’lim merupakan salah satu alternatif bagi pembinaan mental keagamaan, sesuatu yang selama ini kurang dapat diberikan oleh lembaga pendidikan formal melalui kurikulum yang bersifat intrakurikuler. Pada saat lembaga-lembaga pendidikan formal, baik umum maupun agama, yang dilaksanakan pemerintah maupun swasta mulai dirasa kurang mampu membina mental keagamaan dan penguasaan terhadap tuntutan praktis dan ajaran agama secara memuaskan. Lembaga-lembaga pendidikan umum dan agama, sulit menghasilkan lulusan yang betul-betul memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dengan baik. Mereka tidak dapat membaca ayat-ayat al-Quran dengan baik, melaksanakan ibadah shalat dengan baik, kurang giat melakukan ibadah ritual, kurang dapat menjiwai ajaran dan nilai-nilai ajaran agama serta mulai merosot akhlaknya.
Munculnya fenomena tersebut telah banyak dicarikan akar penyebabnya. Di antaranya, kurangnya jam pelajaran agama, kurangnya perhatian dan waktu pembinaan yang dilakukan orang tua di rumah, tidak sebandingnya bekal agama yang dimiliki para peserta didik dengan tantangan arus budaya global yang berdampak negatif, lingkungan yang kurang sehat, dan bergesernya konsep pendidikan menjadi konsep pengajaran yang lebih menekankan pada pengisian otak si anak dengan berbagai pengetahuan.
Sejumlah alasan tersebut memberikan peluang sangat luas dan terbuka bagi majelis taklim untuk menampilkan keberadaannya sebagai wahana dan metode pembelajaran agama yang dinamis dan demokratis, di tengah-tengah keformalan dan keterbatasan metode pembelajaran agama secara klasikal dan konvensional di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan formal lainnya
b)     Melibatkan para pemuda
Tidak diragukan lagi bahwa para pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan masyarakat kaum muslimin secara khusus, karena jika mereka pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat. Hal ini dikarenakan Allah telah memberikan kepada mereka kekuatan badan dan kecemerlangan pemikiran untuk dapat melaksanakan semua hal tersebut.
Masjid dalam hal ini tentu saja juga memiliki peran dan posisi yang strategis guna mengawal golongan generasi muda tersebut melewati masa peralihannya yang penuh gejolak itu dengan baik, yaitu utamanya dalam wadah organisasi remaja masjid. Tercatat, saat ini telah mulai banyak berdiri organisasi remaja masjid di banyak masjid dan menjadi bagian resmi dari struktur organisasi kepengurusan masjid. Di dalam organisasi ini, para anggota remaja Islam dibina dan dibentuk karakter kepribadian dan kecerdasannya sehingga kelak mampu menjalani kehidupan yang lebih Islami. Caranya, lewat berbagai macam metode dan kegiatan, di mana minat, bakat, dan kemampuan positif yang dimiliki para remaja tetap dapat diakomodasi dan disalurkan.
Bagi masjid sendiri, keberadaan organisasi remaja masjid sejatinya juga penting dalam mendukung tercapainya kemakmuran masjid yang dicita-citakan. Pasalnya, kendati tanpa remaja kegiatan masjid tetap bisa berjalan, namun secara jangka panjang tidak ada jaminan hal tersebut akan terus berlangsung, bahkan menjadi lebih baik dan bermutu. Bagaimanapun, keadaan masjid pada sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun mendatang, salah satu tolok ukurnya adalah bagaimana kondisi remajanya pada masa sekarang. Bila tidak ada pembinaan dan proses pengkaderan yang terstruktur, berjenjang, dan berkesinambungan sejak dini, bisa dipastikan masa depan masjid bersangkutan akan suram.
Hal demikian kiranya yang masih kurang dipahami oleh sementara kalangan pemimpin masjid. Tidak heran, kalaupun terdapat organisasi remaja masjid, proses awal pembentukkannya tidak melibatkan kalangan remaja secara aktif dan luas. Sementara, dalam praktiknya pun organisasi ini hanya ditempatkan sekadar “pelengkap penderita”, yang sewaktu-waktu dapat dimobilisasi atau digerakkan oleh kalangan tua untuk membantu merealisasikan aneka kegiatan masjid. Semisal, yang kerap terjadi, dalam penyelenggaraan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) dan kerja bakti di masjid
a)      Membangun perpustakaan masjid[2]
Salah satu faktor penyebab mundurnya peradaban dan umat Islam adalah jauhnya umat Islam dari ilmu pengetahuan (baca: buku). Pembinaan umat yang selama ini berjalan cenderung hanya menggunakan pendekatan komunikasi lisan satu arah yang justru membuat para jamaah terbiasa dengan budaya dengar. Pembinaan terpusat pada dai, ustadz, atau juru dakwah semata. Alhasil, jamaah tidak termotivasi, tidak mandiri, dan menjadi pasif dalam mendalami ajaran Islam.
Membaca merupakan bagian paling penting dari proses menuntut ilmu. Dengan membaca kita jadi tahu apa yang selama ini tidak kita ketahui. Dengan membaca inilah ilmu kita dapatkan, amal bisa kita tegakkan, dan dakwah bisa kita suarakan, Perpustakaan masjid sebagai perpustakaan komunitas bisa menjadi sebuah alternatif yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. Bayangkan, jika setiap masjid di kampung dan desa mempunyai perpustakaan, tentu akan semakin mudah bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan bacaan, Perpustakaan masjid akan menjadi sumber bacaan yang lebih merakyat karena tidak membutuhkan birokrasi yang rumit. Namun kenyataannya, praktek di lapangan sering berbeda dengan kondisi ideal yang diinginkan.





BAB III
PENUTUP
A.    Keimpulan
B.     Kritik dan saran
Sebagai pengajar, pendidik atau seorang guru, dosen yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam harusnya tidak terlalu menonjolkan keetnisannya dan hendaklah memberikan contoh dialog serta toleransi yang saling menghargai satu sama lainnya,  agar terwujudnya Tujuan Pendidikan Pendidikan sesuai harapan yang dicita-citakan bangsa demi tegaknya integritas bangsa.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini oleh sebab itu penulis membutuhkan sumbangan yang bersifat korektif untuk penyempurnaannya,dan akhirnya penulis sangat mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfa’at dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran yang sedang kita laksanakan bersama pada saat ini dan bermanfa’at pula bagi semua orang.










DAFTAR PUSTAKA
Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta.




[1] PERMENPAN No. 3 Tahun 2010
[2]Nurcholish madjid, Kaki langit Peradaban Islam, 2009. Paramadina : Jakarta. Hal. 34. 



Wednesday, December 19, 2012

RENUNGI ARTI DARI KATA-KATA INI

Coba renungi arti kata-kata ini pernahkah kau merasa ada dalah setiap kata-kata itu ketika tertimpa masalah 


Tulisan ini singkat atapi cobalah untuk Mengerti akan maknanya

"JANGAN PERNAH MEMBAWA MASALAHMU SAMPAI KAU BERSIKAP TIDAK BAIK

KEPADA TEMANMU,APAPUN ITU ENGKAU HARUS

SELALU TENANG,SENYUM DAN MENCARI JALAN KELUARNYA" DAN INGAT

JANGAN PERNAH

MENGELUH KEPADA ORANG LAIN ATAU SIAPAPUN ITU KARENA ITU YANG AKAN

MENUNJUKKAN KARAKTERMU SEPERTI APA ?DATANGLAH KEPADA ORANG LAIN

DENGAN PENUH SENYUM DAN MEMBAWA KEBAHAGIAAN.

SALAM HAPPY-HAPPY DARIKU KAWAN
TERIMA KASIH