
''Dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga,
Allah SWT lalu mengaruniakan Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad
SAW,'' ungkap Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitab
Fadha'il Ramadhan. Menurutnya, Lailatul Qadar adalah suatu
malam karunia Allah yang sangat besar kebaikan dan keberkahannya.
Lalu apa sebenarnya Lailatul Qadar itu?
Dr HM Muchlis Hanafi, pakar tafsir dari Universitas Al Azhar
Mesir, mengungkapkan, Lailatul Qadar berarti malam yang penuh dengan
kemuliaan. Pada malam itu, kata dia, diturunkan Alquran yang
memiliki kemuliaan, melalui seorang malaikat yang juga sangat mulia
dan diterima seorang nabi yang juga sangat mulia.
''Qadar juga bisa bermakna ukuran. Ukuran
segala sesuatu itu ditetapkan pada malam itu, rezeki seseorang,
apakah dia bahagia atau tidak? Sampai setahun ke depan ditetapkan
pada malam itu,'' tutur Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ) itu.
Menurut Muchlis, Lailatul Qadar memiliki
sejumlah keistimewaan. Betapa tidak. Pada malam itu, Alquran
diturunkan. Selain itu, Lailatul Qadar itu lebih baik dari 1.000
bulan. Pada malam itu, kata dia, para malaikat dan Ar-ruh (yang
dimaksud adalah Malaikat Jibril) turun ke bumi.
''Para malaikat itu turun dengan membawa rahmat
dan keberkahan,'' ujarnya. Yang tak kalah penting, malam yang
istimewa itu membawa kedamaian, rasa aman kepada siapa saja yang
menjumpainya sampai terbit fajar.
Dalam sebuah riwayat, papar dia, yang
dimaksud fajar adalah terbit fajar di keesokan harinya. Tapi hatta
mathla'il fajr, berarti sampai tiba saatnya fajar kehidupannya yang
baru di akhirat nanti.
Lalu adakah ciri-ciri akan datangnya Lailatul
Qadar? Menurut Muchlis, tanda-tanda fisik seperti yang populer di
kalangan masyarakat bahwa malam itu tenang, angin sepoi-sepoi,
kemudian matahari di keesokan harinya berawan dan tidak terlalu
panas, riwayat-riwayatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan
kesahihannya.
''Tanda-tanda fisik semacam itu secara logika,
juga sulit diterima. Karena, sangat relatif, tergantung musim. Kalau
musim hujan, ya, pasti mendung, apalagi dengan perubahan iklim
sekarang. Jadi, tanda-tanda fisik itu tidak bisa dijadikan ukuran.
Tanda yang pasti adalah salaamun hiya hatta mathla'il fajr,''
paparnya.
Yang pasti, kata dia, salah satu tanda
yang pasti dari Lailatul Qadar adalah orang selalu merasa
damai, selalu menebar kedamaian dalam hidupnya sampai dia
meninggal dunia bahkan sampai dibangkitkan kembali menyongsong fajar
kehidupan yang baru.
Tak ada seorang pun yang tahu kapan tamu agung
itu akan datang. Hanya Allah SWT yang mengetahui kapan malam yang
lebih baik dari 1.000 bulan itu akan menghampiri hambanya. Terlebih,
sebagai tamu agung, Lailatul Qadar hanya dianugerahkan kepada
orang-orang yang mendapat taufik dan beramal saleh pada malam itu.
Mengapa begitu? Supaya kita semakin giat mencarinya sepanjang hari,
khususnya pada malam-malam sepuluh terakhir Ramadhan.
Prof Nasaruddin Umar, menambahkan Lailatul
qadar itu memiliki banyak makna. Menurut dia, Lailatul Qadar bisa
diartikan secara fisik bahwa betul-betul memang malam itu ada sesuatu
yang istimewa.
Menurut dia, pada malam itu Malaikat turun
berbendong-bondong sangat luar biasa dan hanya detik itu, menit itu
atau jam itu. Adalagi yang memaknai lailatul qadar simbolis
sesungguhnya. Laila artinya malam, malam bisa berarti keheningan,
kesyahduan, kepasrahan, tawakal, kerinduan, kehangatan, termasuk juga
kekhusyukan.
Sebagaimana banyak dijelaskan dalam berbagai
buku sejarah, termasuk Sirah Nabawiyyah, Lailatul Qadar itu hanya
terjadi sekali dalam setahun, yakni hanya pada bulan Ramadhan. Dan
itupun, waktunya tidak ditentukan. Ada yang berpendapat, terjadi di
malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Pakar hadis, Dr Lutfi Fathullah MA
mengungkapkan, karena begitu mulianya Laailatul Qadar, Rasulullah saw
mengajak seluruh sahabatnya, istri-istrinya sampai kepada
pembantu-pembantunya untuk memperbanyak ibadah. Karena itu,
ketika istri-istri Rasulullah diminta untuk mencari Lailatul Qadar,
Aisyah RA berkata, Ya Rasulullah bagaimana kalau saya yang
mendapatkan? Apa yang harus saya baca? Minta rumah, minta kekayaan
atau minta yang lainnya?
Rasulullah mengajarkan bacalah,
''Allahumma innaka afuwwun karim tuhibbul afwa fa'fu anni (Ya
Allah Engkalau Yang Maha Pengampun Lagi Maha Pemurah, Engkau senang
mengampuni hamba-hambaMu karena itu ampunilah dosa-dosaku).''
Semoga, kita dipertemukan dengan malam Lailatul Qadar.
Sumber
: