MENU

TA'RIIFU NAFSII

My photo
Call me "James". I was taught and trained since childhood by my parents to be a strong and broad-minded and the adventurous life since childhood I go abroad and learn all the essence of life on earth 'now, I'm still studying in Yogyakarta UIN Sunan Kalijaga INDONESIA.He he,,!

Friday, January 7, 2011

PEMBAGIAN AL-QUR'AN


“Siapa yang berbicara tentang Al-Qur’an dengan pemikirannya semata, kemudian benar, maka itupun tetap dinilai salah.”
(HR. Abu Dawud, Turmidzi & Nasa’i)
PEMBAGIAN AL-QUR`AN
A.      Macam Pembagian Ayat & Surah
Para ulama berusaha untuk mengkaji Al-Qur’an dengan lebih mendalam dengan cara mengelompokkan ayat-ayatnya sesuai waktu & tempat turunnya. Sehingga timbullah istilah Madaniyah & Makkiyah.
Abul Qasim Al-Hasan An-Naisaburi dalam At-Tanbih ‘ala Fadli ‘Ulumil Qur’an menyebutkan, “Diantara ilmu-ilmu Qur’an yang paling mulia adalah ilmu tentang Nuzul Qur’an & daerahnya, urutan turunnya di Makkah & Madinah, …” [1]
Qadi Abu Bakar Al-Baqalani dalam Al-Intisar mengatakan, “Pengetahuan tentang Makki & Madani itu mengacu pada hafalan para shahabat & tabi’in. Tidak ada suatu keterangan pun yang datang dari Rasulullah mengenai hal itu, sebab ia tidak diperintahkan untuk itu. Dan Allah SWT tidak menjadikan ilmu pengetahuan hal itu sebagai kewajiban umat.” [2]
Sehingga terjadi perbedaan pendapat dari para ulama dalam menentukan apakah ayat ini Madaniyah ataukah Makkiyah. Imam As-Suyuthi menyebutkan jika pembukaan surah turun di Makkah maka ditulis di Makkah. Jika ayat berikutnya turun di Madinah maka ayat-ayat itu diikutkan kepadanya. Dan baik Makkiyah ataupun Madaniyah, didalammya terdapat ayat-ayat yang dikecualikan.[3] Ibnu Katsir didalam tafsirnya menyebutkan ada 25 surah Madaniyah & 89 surah Makkiyah.
Sesuai perkataan Abu Qasim An-Naisaburi, ada 14 hal yang penting dipelajari dalam pembahasan ini :
1.       Surah-surah Madaniyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 20 surah yakni : Al-Baqarah [2], Ali ‘Imran [3], An-Nisa’ [4], Al-Ma’idah [5], Al-Anfal [8], At-Taubah [9], An-Nur [24], Al-Ahzab [33], Muhammad [47], Al-Fath [48], Al-Hujurat [49], Al-Hadid [57], Al-Mujadalah [58], Al-Hasyr [59], Al-Mumtahanah [60], Al-Jumu’ah [62], Al-Munafiqun [63], At-Talaq [65], At-Tahrim [66], An-Nasr [110].
2.       Surah-surah Makkiyah
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 82 surah.
3.       Surah-surah yang diperselisihkan
Pendapat yang paling mendekati kebenaran mengenai jumlahnya adalah 12 surah yakni : Al-Fatihah [1], Ar-Ra’d [13], Ar-Rahman [55], As-Saf [61], At-Taghaabun [64], Al-Mutaffifin [83], Al-Qadar [97], Al-Bayyinah [98], Az-Zalzalah [99], Al-Ikhlas [112], Al-Falaq [113], An-Nas [114].
4.       Ayat Makkiyah dalam surah Madaniyah
Contoh ayat seperti ini adalah QS. Al-Anfal [8] : 30, Allah SWT berfirman :

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

“Dan (ingatlah) ketika orang kafir (Quraisy) membuat makar terhadapmu untuk menangkap & memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat makar, tetapi Allah menggagalkan makar mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas makar.” (Al-Anfal [8] : 30)[4]
Contoh lain adalah QS. Al-Anfal [8] : 64.[5]
5.       Ayat Madaniyah dalam surah Makkiyah
Contohnya seperti perkataan Ibnu Abbas bahwa QS. Al-An’am turun sekaligus di Mekkah sehingga Makkiyah kecuali ayat 151-153. Dan QS. Al-Hajj [22] adalah Makkiyah kecuali ayat 19-21. Ibnu Katsir juga menyebutkan QS. Al-Ankabut [29] : 6.
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
“Dan siapa yang berjihat, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya dari semesta alam.” (QS. Al-Ankabut [29] : 6)
6.       Ayat yang diturunkan di Mekkah sedang hukumnya Madaniyah
Contoh ayat seperti ini adalah QS. Al-Hujurat [49] : 13, Allah SWT berfirman :

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Wahai manusia, kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki & seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui & Maha Mengenal.” (Al-Hujurat [49] : 13)[6]
7.       Ayat yang diturunkan di Madinah sedang hukumnya Makkiyah
Ayat seperti ini diturunkan di Madinah dan tetapi seruannya ditujukan kepada orang musyrik penduduk Mekkah. Contohya adalah QS. Al-Mumtahanah [60] dan permulaan QS. Al-Bara’ah (At-Taubah) [9] yang ditujukan untuk Musyrikin Mekkah.
8.       Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah dalam Madaniyah
Yakni ayat yang dalam surah Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri umum Makkiyah. Contohnya QS. Al-Anfal [8] : 32
وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan (ingatlah), ketika mereka berkata : Ya Allah, jika benar (Al-Qur’an) ini benar dari sisi-Mu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit. Atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”(QS. Al-Anfaal [8] : 32)[7]
9.       Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam Makkiyah
Yakni ayat yang dalam surah Makkiyah tetapi mempunyai gaya bahasa & ciri umum Madaniyah. Contohnya QS. An-Najm [53] : 32
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ...
“(Yaitu) Mereka yang menjauhi dosa-dosa besar & perbuatan keji yang selain kesalahan-kesalahan kecil.” (An-Najm [53] : 32)[8]
10.    Ayat yang dibawa dari Mekkah ke Madinah
Contohnya adalah QS. Al-A’la [87] dalilnya HR. Bukhari dari Al-Barra bin ‘Azib yang menceritakan kedatangan pertama shahabat ke Madinah.
11.    Ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekkah
Contohnya awal QS. Al-Bara’ah [9] dalilnya ketika Rasul SAW memerintahkan Ali kw untuk menyampaikan kepada Abu Bakar ra untuk berhaji & mengumumkan bahwa setelah tahun kesembilan tidak seorangpun Kaum Musyrikin diperbolehkan berhaji.
12.    Ayat yang turun pada malam & siang hari
Kebanyakan ayat Qur’an turun pada siang hari. Ayat yang turun pada malam hari diantaranya adalah QS. Ali Imran [3] : 190.[9] Contoh lainnya QS. At-Taubah [9] : 117-118[10] & QS. Al-Fath [48].
13.    Ayat yang turun diwaktu menetap & dalam perjalanan
Kebanyakan Qur’an itu turun diwaktu menetap. Ayat yang turun didalam perjalanan adalah At-Taubah [9] : 34 [11], QS. Al-Hajj [22] : 1-2 [12] & QS. Al-Fath [48].[13]
14.    Ayat yang turun pada musim panas & dingin
Para ulama memberi contoh ayat yang turun di musim panas ialah QS. An-Nisa’ [4] : 176[14] & At-Taubah [9] : 81.[15] Sedangkan yang turun dimusim dingin dicontohkan QS. An-Nur [24] : 11-26[16] & Al-Ahzab [33] : 9.[17]
Namun selanjutnya yang paling banyak dibahas adalah mengenai surah-surah Makkiyah & Madaniyah karena Makkiyah melambangkan fase dakwah yang memerlukan pengukuhan aqidah & penjelasan rukun-rukun iman. Madaniyah merupakan fase pembinaan masyarakat & Negara Islam yaitu fase yang memerlukan penetapan undang-undang & pengorganisasian.[18]

B.       Kegunaan Mengetahui Makkiyah & Madaniyah
Pengetahuan mengenai Makkiyah & Madaniyah berguna untuk :
1.       Alat bantu penafsiran Qur’an. Seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang nasikh & mansukh bila ada ayat yang kontradiktif.
2.       Meresapi gaya bahasa Qur’an dan memanfaatkan dalam metode berdakwah menuju jalan Allah SWT sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.
3.       Mengetahui sejarah hidup Nabi Muhammad SAW melalui ayat-ayat yang diturunkan sehingga dapat dipantau tahapan dakwah Rasululah SAW.

C.       Dasar Pembagian Makkiyah & Madaniyah
 Mengenai defenisi Makkiyah & Madaniyah, terdapat tiga pandangan ulama, yaitu :
1.       Berdasarkan tempat turun
Makkiyah adalah yang turun di Mekkah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah & Hudaibiyah. Madaniyah adalah yang turun di Madinah & sekitarnya seperti Uhud, Quba & Sil’.
Kelemahan pendapat ini tidak ada pembagian konkrit untuk yang turun di perjalanan seperti di Tabuk (QS. At-Taubah [9] : 42) atau Baitul Maqdis (QS. Az-Zukhruf [43] : 45). Selain itu, yang turun di Mekkah sesudah hijrah akan disebut Makkiyah.
2.       Berdasarkan sasaran
Makkiyah adalah yang seruannya ditujukan kepada penduduk Mekkah (ya ayyuhan nas) & Madani adalah yang seruannya kepada penduduk Madinah (ya ayyuhal ladzina amanu).
Kelemahan pendapat ini adalah kebanyakan surah tidak selalu dibuka dengan seruan diatas. Selain itu ketentuan ini pun tidak konsisten misalnya didalam QS. Al-Baqarah terdapat ayat 21 & 168 dan ayat pertama QS. An-Nisa’ [4] yang dimulai dengan ya ayyuhan nas padahal kedua surah itu Madaniyah. Begitu pula QS. Al-Hajj [22] yang Makkiyah tapi ayat ke-77 dimulai dengan ya ayyuhal ladzina amanu.
3.       Berdasarkan waktu turun
Makkiyah adalah yang diturunkan sebelum hijrah meskipun bukan di Mekkah & Madaniyah adalah yang diturunkan setelah hijrah meskipun bukan di Madinah. Contoh An-Nisa [4] : 58 & Al-Maidah [5] : 3. Pendapat ini lebih baik karena ia lebih memberikan kepastian & konsisten.[19]
                         
D.      Cara Penentuan Makkiyah & Madaniyah
Dua cara menentukan Makkiyah & Madaniyah, yaitu :
1.       Sima’i Naqli, yakni dengan pendengaran seperti apa adanya yang didasarkan pada riwayat shahih dari shahabat Rasul SAW yang menyaksikan turunnya wahyu atau dari para tabi’in yang menerima & mendengar dari para shahabat. Sebagian besar proses penentuan pembagian Makkiyah & Madaniyyah didasarkan pada cara ini.
2.       Qiyasi Ijtihadi, yakni dengan cara ijtihad yang didasarkan pada ciri-ciri Makkiyah & Madaniyah

E.       Ketentuan dan Ciri Ayat Makiyah
Para ulama telah meneliti masalah ini & menyimpulkan beberapa ketentuan & ciri khas Makkiyah, yaitu :
Ketentuannya
1.       Setiap surah yang mengandung sajdah. Imam Al-Mundziri mengatakan ada 15 tempat ayat sajdah dalam Al-Qur’an.[20]
2.       Setiap surah yang mengandung lafal kalla. Lafal ini ada sebanyak 33 buah di dalam 15 buah surah yang terdapat pada separuh akhir Al-Qur’an.
3.       Setiap surah yang mengandung lafadz ya ayyuhan nas & tidak ada ya ayyuhal ladzina amanu kecuali QS. Al-Hajj [22].
4.       Setiap surah yang mengandung kisah para nabi & umat terdahulu kecuali QS. Al-Baqarah [2].
5.       Setiap surah yang mengandung kisah Adam & Iblis kecuali QS. Al-Baqarah [2].
6.       Setiap surah yang dibuka dengan huruf singkatan kecuali QS. Al-Baqarah [2] & Ali Imran [3]. Sedang surah Ar-Ra’d [13] masih diperselisihkan.
Ciri tema & gaya bahasa :
1.       Ajakan kepada tauhid & beribadah hanya kepada Allah SWT, pembuktian risalah, seputar hari kemudian, surga & neraka, argumentasi terhadap orang musyrik dengan bukti rasional & ayat kauniyah.
2.       Peletakan dasar umum bagi perundangan & ahklak mulia yang menjadi dasar terbentuknya masyarakat, menyingkap dosa musyrikin dalam penumpahan darah, memakan harta anak yatim, tradisi buruk jahiliyah.
3.       Menyebut kisah para nabi & umat terdahulu sebagai pelajaran & hiburan buat Rasul SAW agar tabah & yakin akan kemenangan Islam.
4.       Suku katanya pendek-pendek disertai kata-kata mengesankan, pernyataannya singkat, terasa menembus ditelinga & terdengar sangat keras, menggetarkan hati, dan maknanya meyakinkan dengan lafal sumpah.

F.       Ciri Khas Ayat Madaniyah
Adapun ketentuan & ciri khas Madaniyah, yaitu :
Ketentuan :
1.       Setiap surah yang mengandung kewajiban atau had (sanksi).
2.       Setiap surah yang didalamnya disebutkan munafikin kecuali QS. Al-Ankabut [29].
3.       Setiap surah yang mengandung dialog dengan ahli kitab.
Ciri tema dan gaya bahasa :
1.       Menjelaskan ibadah, muamalah, had, kekeluargaan, warisan, jihad, hubungan sosial & hubungan internasional, baik diwaktu damai maupun perang, kaidah hukum & masalah perundangan.
2.       Seruan terhadap ahli kitab & ajakan untuk beriman, menjelaskan penyimpangan mereka terhadap kitab-kitab Allah SWT, permusuhan mereka terhadap kebenaran & perselisihan mereka setelah ilmu dating kepada mereka.
3.       Menyingkap perilaku munafikin, menganalisis kejiwaan mereka, membuka kedoknya & menjelaskan bahwa mereka berbahaya bagi agama.
4.      Suku kata & ayatnya panjang-panjang dan dengan gaya bahasa yang memantapkan syariat serta menjelaskan tujuan & sasarannya.
˜™


[1] Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an hal 72.
[2] Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an hal 83.
[3] Apa Itu Al-Qur’an hal 50.
[4]Ibnu Katsir mengatakan bahwa pembesar Quraisy bertemu di Darun Nadwah, Iblis ikut dengan menyamar sebagai Syekh Nejed. Mereka berembuk untuk memenjarakan Rasul SAW sampai mati atau membuangnya. Tapi Iblis menolak pandangan itu. Lalu Abu Jahal mengusulkan untuk membunuh Rasul SAW dengan sejumlah pemuda dari berbagai suku. Pendapat ini kemudian diterima semua. Lalu Jibril as memberitahukan Rasul SAW. Dan lalu Rasul SAW diperintahkan hijrah ke Madinah. Sementara Ali kw menggantikan Rasul SAW tidur ditempat beliau.(Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir II pada pembahasan surah Al-Anfal)
[5]Hadits yang dikeluarkan Al-Bazzar dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa ayat ini diturunkan ketika Umar bin Khattab masuk Islam.
[6]Ibnu Katsir membahas ayat ini dengan mencantumkan hadis yang menceritakan kondisi sewaktu Fat-hu Makkah yakni ketika Rasul SAW sedang berkhutbah diatas unta. (Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir IV) Sedangkan didalam Kitab Asbabun Nuzul hal 518 menyebutkan ayat ini turun sewaktu Fat-hu Makkah ketika peristiwa Bilal azan diatas Ka’bah.
[7]Ayat ini mengingatkan pada permintaan Musyrikin Mekkah untuk disegerakan datangnya azab Allah SWT.
[8]As-Suyuthi mengatakan bahwa perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sanksinya dan dosa besar akan mendapat siksa neraka. Sedang kesalahan kecil diantara keduanya. Di Makkah belum ada sanksi & yang serupa dengannya. (Al-Itqan I hal 18 yang dikutip dalam Studi Ilmu-ilmu Al-Quran hal 76-77).
[9] Ibnu Hibban mengutip hadist dari Bilal yang menceritakan bahwa dia melihat Rasul SAW menangis setelah mendapat wahyu QS. Ali Imran [3] : 190.
[10] Ayat ini turun sebagai bentuk pengampunan Allah SWT kepada tiga orang shahabat yang tidak ikut perang Tabuk karena kelalaian mereka, setelah mereka tobat dan menjalani hukuman didiamkan (dikucilkan) kaum muslimin selama 50 hari. Mereka adalah Ka’ab bin Malik, Murarah bin Ar-Rabi’ & Hilal bin Umaiyah. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam II hal 494-502).
[11] Dari HR. Ahmad bahwa ayat ini turun ketika Rasul SAW dalam perjalanan.
[12] HR. Tirmidzi & Hakim bahwa ayat ini turun ketika Rasul SAW dalam perjalanan.
[13] HR. Hakim dari Al-Miswar bin Makhramah & Marwan bin Al-Hakkam, keduanya berkata, “Surah Al-Fath dari awal sampai akhir turun diantara Mekah & Madinah mengenai Hudaibiyah.”
[14] HR. Muslim menceritakan pertanyaan Umar ra kepada Rasul SAW mengenai kalalah, sabda Rasul SAW, “Umar, belum cukupkah bagimu satu ayat yang diturunkan pada musim panas yang terdapat diakhir surah An-Nisa’ ?”
[15] Ayat ini turun sewaktu Perang Tabuk pada musin panas dimana kaum munafik tidak mau berangkat perang. (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam II hal 476).
[16] Menurut Manna’ Al-Qattan, “Dalam hadits shahih disebutkan Aisyah berkata, “Ayat-ayat itu turun pada hari yang dingin.” (Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an hal 80)
[17] HR. Baihaqi dari Huzaifah berkata, “Orang-orang meninggalkan Rasulullah pada malam peristiwa Ahzab, kecuali 12 lelaki. Lalu Rasulullah datang kepadaku & berkata : Bangkitlah & berangkatlah ke medan Perang Ahzab. Aku menjawab, “Ya Rasulullah, demi yang mengutus engkau dengan sebenarnya, aku mematuhi engkau karena malu. Sebab hari dingin sekali.” Lalu turunlah ayat (ini).”
[18] Apa Itu Al-Qur’an hal 49.
[19] Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an hal 84.
[20] Ayat sajdah didalam Al-Qur’an adalah Al-A’raf [7] : 206, Ar-Ra’d [13] :15, An-Nahl [16] : 50, Al-Isra’ [17] : 109, Al-Hajj [22] : 18 & 77, Al-Furqan [25] : 60, An-Naml [27] : 26, As-Sajdah [32] : 15, As-Shaad [38] : 24, Ha Mim [41] : 38, An-Najm [53] : 62, Al-Insyiqaq [84] : 21, Al-‘Alaq [96] : 19 & Maryam [19] : 58. (Pedoman Bertaqarub Kepada Allah hal 155).

0 comments:

Post a Comment